Allah subhanahu wa ta’ala mengatakan “tak satu pun diantara makhluk yang Kami jadikan kekal wahai Muhammad. Jika engkau (Muhammad) mengalami kematian, apakah mereka akan kekal?”.
Dan kita ini adalah anak-anak dari orang-orang yang telah meninggal dunia. Mana bapak-bapak kita, atau kakek-nenek kita? Sekarang kita hanya bisa mendoakan orang yang telah meninggal dengan mengucapkan “allohummaghfirlahum…”, namun besok orang yang akan mengucapkan doa ini untuk kita.
Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Jibril ‘alaihissalam untuk menyampaikan wasiat dan peringatan ini secara khusus sebagaimana dalam senuah hadits dari Sahl ibnu Sa’ad radhiallahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam At Tabrani rahimahullah fil mu’jam Rasulullah menyebutkan bahwasanya jibril wa’alaihissalam datang kepadaku memberi beberapa nasehat dan wasiat: Wahai Muhammad hiduplah semaumu, tapi ingat bahwa akhirnya kamu akan mati. Cintailah siapapun, tapi ingat suatu saat engkau akan berpisah dengan yang engkau cintai itu. Berbuatlah sekehendak hatimu, tapi ingat engkau akan menerima balasannya. Ketahuilah bahwa kemuliaan orang mukmin tergantung pada shalat malamnya dan kemuliaan manusia itu terletak pada tidak bergantungnya pada manusia yang lain.
Penjelasan :
Nasehat pertama : “Hiduplah semaumu, tapi ingat bahwa akhirnya kamu akan mati. Nasehat ini tentunya bukan hanya untuk Nabi kita saja tapi untuk kita semua
Nasehat kedua : “cintailah siapa pun, tapi ingat suatu saat engkau akan berpisah dengan yang engkau cintai itu”. Cinta seorang suami kepada isteri, isteri kepada suami, cinta kepada anak, cinta kepada harta (rumah, kendaraan mewah, harta yang tersimpan, kebun, sawah dan ladang serta peternakan). Tapi ingta, cepat atau lambat engkau akan berpisah dengannya. Makanya Rasulallah mengatakan “perbanyaklah mengingat perkara yang memutuskan kenikmatan yaitu kematian”. Perpisahan adalah sesuatu yang menyedihkan dan menyakitkan sehingga ada yang mengatakan bahwa bukan perpisahan yang aku sedihkan tapi perjumpaanlah yang aku sesalkan.
Rasulallah saja saat berpisah dengan orang-orang yang dicintanya di kota Mekkah, hijrah ke Madinah atas perintah dari Allah. Beliau kembali memandang kota Mekkah dan berkata “Demi Allah, sesungguhnya engkau adalah kota yang paling aku cintai, andaikan kaummu tidak mengusirku maka aku tidak akan meninggalkanmu”.
Jadi berpisah dengan sesuatu yang kita cintai adalah sebuah keniscayaan. Jadi persiapkan diri kita untuk menghadapi perpisahan yang cepat atau lambat datangnya. Kalau bukan kita duluan berarti kita belakangan.
Nasehat ketiga : “Berbuatlah sekehendak hatimu, tapi ingat engkau akan menerima balasannya”. Sekarang ini banyak orang yang tidak mau diatur oleh syari’at, terang-terangan melakukan kemaksiatan, membela kemaksiatan. Itulah orang yang tidak beriman kepada hari akhir, yang tidak beriman kepada hari pembalasan. Berbuatlah sesukamu….! Apalagi hari ini rasa malu telah dicabut. Nabi bersabda “ jika engkau tidak memiliki rasa malu maka lakukan sesukamu”. Dulu, orang masih malu-malu menampakkan melakukan kemaksiatan, tapi sekarang orang-orang terang-terangan melakukan kemaksiatan. Bahkan ada pendukungnya, dibiayai, dilindungi dan diundang-undangkan juga. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda semua ummatku akan mendapatkan ampunan kecuali orang yang terang-terangan (dalam berbuat dosa). (HR. Bukhari dan Muslim)
Dulu, kalau ada orang yang berzina masih malu dan sembunyi-sembunyi, tapi sekarang na’udzubillahi min dzalik terang-terangan. Bahkan foto dan video-video mereka disebar dan mereka bangga dengan itu. Laa haula walaa quwwata illabillah.. dan ini adalah salah satu tanda akhir zaman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda termasuk tanda-tanda hari kiamat adalah merebaknya perzinahan. Di hadits yang lain termasuk tanda hari kiamat adalah pembunuhan merajalela. Rasulullah bersabda: “Demi jiwa Muhammad yang berada di tanganNya, dunia ini tidak akan berakhir sampai dating suatu masa atas manusia, pembunuh pada saat itu tidak tahu untuk apa ia membunuh dan yang dibunuh juga tidak tahu karena apa dia dibunuh”. (HR. Muslim)
Nasehat keempat : Ketahuilah kemuliaan orang mukmin tergantung pada shalat malamnya. Di dalam al qur’an Allah subhanahu wa ta’ala berfirman yang artinya “dan setiap jiwa tidak tahu apa yang Allah sembunyikan untuk mereka dari sesuatu yang akan menyejukkan mata mereka di hari kiamat nanti.”
Kemuliaan manusia itu terletak pada tidak bergantungnya pada manusia yang lain.
Wasiat pertama dan utama adalah wasiat tentang maut. Ketika kalian berjalan di permukaan bumi tiba-tiba kalian terkena musibah kematian. Dan semoga Allah ta’ala memberikan kepada kita husnul khotimah.
oleh Ustadz Harman Tajang, Lc., M.H.I
0 Comments