Muslimahdaily - Yusuf Estes dinobatkan sebagai Islamic Personality of the Year di Dubai International Holy Quran Award ceremony pada tanggal 8 agustus 2012. Sebelum menjadi tokoh muslim ia adalah salah satu umat Kristiani yang taat beragama dan memiliki keinginan unuk membawa orang lain menjadi Kristiani.
Estes lahir dari keluarga pemeluk agama Kristen yang taat di Amerika Serikat.
Semasa kecii, ia selalu menghadiri gereja secara teratur dan dibaptis pada usia 12 tahun di Pasadena, Texas.sebelum menjadi seorang muslim, kemanapun ia pergi, ia selalu membawa bible (injil), kalung berliontin salib, bahkan ia selalu menggunakan topi bertuliskan “Yesus Is Lord”.
Ia melakukan hal tersebut dengan tujuan untuk menyampaikan pesan yang menurutnya perlu dikeahui orang lain. Pesan tentang cinta kasih, perdamaian, dan pesan agar menjadi orang baik yang dapat digunakan sebagai dasar ketika datangnya hari akhir.
Kehidupannya sebelum menjadi seorang muslim hanya diisi dengan dua hal. Bekerja keras dalam berbisnis untuk mendapatkan uang, dan juga bekerja keras memberitahu orang lain tentang Yesus dan perdamaian, dengan ujuan agar banyak orang yang memeluk agamanya.
Ketika ada seseorang yang bertanya kepadanya mengenai bagaimana perasaannya menjadi seorang Kristen, ia pun menjawab bahwa ketika ia begitu terlibat dalam kekristenan ia sangat percaya dan ia berpikir bahwa Kristen adalah segalanya. Namun, ketika ia mulai menemukan kesalahan di dalam kitab Injil, ia mulai merasa ragu, bukan ragu kepada Tuhan tapi kepada Injil dan bagaimana awal mulanya istilah Kristen.
Estes mulai berpikir, apabila nama tidak benar, ada kesalahan dalam kitabnya, ia tidak tahu harus berbuat apa. Mencari alternatif di agama lain pun tidak membuatnya tertarik, dan ia tidak pernah mendengar apapun bahkan bertemu dengan umat islam.
Saat itu ia memiliki pemikiran yang sangat buruk mengenai islam dan muslim. Bahkan ia merasa sangat takut untuk bertemu dengan orang-orang islam. Ia beranggapan bahwa muslim sangat buruk dalam memperlakukan wanita dan anak-anak. Ia bahkan menganggap muslim adalah teroris. hingga akhirnya ia bertemu umat islam dari Mesir ini yang menjadi klien bisnisnya
“Tidak. Orang ini, mereka para muslim adalah teroris, mereka pembajak, mereka penculik, bahkan mereka tidak percaya pada Tuhan, mereka menyembah kotak hitam (Ka’bah), dan mereka mencium tanah lima kali sehari,” Ucap Yusuf Estes.
Namun rencana Allah memang tidak terduga, Ia yang dulunya selalu mengindari bertemu orang islam akhirnya bertemu dengan orang muslim bahkan harus melakukan kerja sama bisnis dengan orang muslim itu..
Estes mengaku dirinya sangat terkejut ketika pertama kali bertemu dengan orang muslim. Ia sudah membayangkan bahwa orang yang akan ditemuinya adalah orang yang menggunakan baju panjang, dengan tali hitam di pinggang, sorban besar di kepala, memiliki satu alis yang panjang, bahkan membawa pedang yang panjang dan tajam. Namun semua bayangan yang ada dibenaknya menghilang begitu saja ketika ia bertemu muslim itu.
“Saya sangat terkejut. Dia memakai baju yang biasa dipakai orang lain dan terlihat seperti orang pada umumnya. Bahkan dia tidak berjanggut lebat dan menggunakan topi karena kepalanya botak,” ucapnya.
Sosok muslim yang ditemuinya itu adalah sosok yang yang sangat ramah dan menyenangkan. Seketika itu, ia berpikir bahwa ia bisa merubah muslim tersebut menjadi seorang Kristen. Namun ternyata Allah membuatnya menjadi seorang muslim melalui orang itu.
Ada salah satu hal yang membuat Estes terkagum-kagum dari sosok muslim yang ditemuinya. Meskipun orang itu pendiam, rendah hati dan pemurah, ia selalu menjalankan shalat lima waktu setiap hari. Sosok muslim itu sangat mengagumkan baginya lantaran meskipun sibuk bekerja dia selalu menyempatkan waktu untuk beribadah dengan tepat waktu, bahkan sholat jumat pun tak pernah ditinggalkan olehnya.
Yang mengagumkannya lagi, sosok itu selalu melaksanakan puasa sunnah pada hari senin dan kamis. Kejujurannya dalam berbisnis pun membuat Estes dan ayahnya merasa kagum, karena dia selalu memastikan bahwa rekan kerjanya mendapatkan susuatu seperti yang telah dijanjikan.
Suatu ketika Estes dan klien muslimnya itu membicarakan mengenai Tuhan. Saat itu, klien muslimnya bertanya tentang trinitas dalam agama Estes, dan meminta Estes untuk menjelaskannya. Namun tak satupun dari mereka yang dapat menjelaskannya.
Tak mau kalah, Estes pun menanyakan bagaimana caranya menjelaskan Tuhan menurut agamanya. Muslim itu menjawab tentang tuhannya dengan menggunakan Surat Al-Ikhlas. Argumentasi muslim itu sangat kuat hingga Estes merasa tercengang. Ia lebih tercengang lagi akan makna Tuhan dalam ayat Al-Qur’an itu.
Muslim itu kemudian bertaka, “ Kami muslim, percaya kepada Yesus”. Mendengar pernyataan itu, ia tentunya tidak percaya lantaran Yahudi saja tidak mempercayai apapun tentang Yesus padahal Yahudi mempercayai Nabi lainnya. Lalu bagaimana cara muslim percaya pada Yesus?
“Ya. Kami menyebutnya Isa, dan kami percaya dia memiliki mukjizat. Ia memperoleh itu dari Allah. Dan kami tahu ia telah menunjukkan kemukjizatannya sejak lahir. Ia bisa bicara saat masih bayi,” ucap muslim itu.
Mendengar itu Estes justru bertanya-tanya, ia mengaku bahwa ia justru tidak mengetahui hal itu. Ia hanya tahu bahwa Yesus memiliki mukjizat dengan menyembukan orang yang memiliki penyakit lepra, menyembuhkan orang lumpuh, bisa menyembuhkan orang buta dan bahkan menghidupkan orang yang sudah mati.
Estes merasa Ia saja mengetahui hal tersebut melalui kitab Injil, ia bertanya-tanya bagaimana cara muslim mengetahui mukjizat dari Yesus? Banyak pertanyaan mengenai Yesus yang ia tanyakan kepada muslim itu. pertanyaan yang ia lontarkan dijawab dengan baik dan sesuai dengan Injil yang dipelajarinya.
Ia menganggap ketika rekan kerjanya itu mengetahui banyak hal tentang Yesus maka akan mudah bagianya memurtadkan rekan kerjanya itu namun Allah berkata lain. ia dibuat terkejut dengan keputusan temannya yang merupakan seorang Pastor Khatolik yang ternyata telah memutuskan untuk memeluk islam.
Rasa hati ingin bercerita kepada sang istri, namun yang hal yang ia dapatkan lebih mengejutkan lagi. Sang istri ternyata juga memutuskan untuk memeluk islam. Ia sangat terkejut, hingga akhirnya ia merasa ia perlu berbicara sekali lagi kepada rekan kerjanya itu.
Mereka berkeliling di malam hari di luar rumah dan ia bertanya banyak hal tentang bisnis, keluarga, Injil, Al-Qur’an dan banyak pertanyaan-pertanyaan lainnya yang ia tanyakan karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Namun ia tidak mendapati temannya itu mengajaknya untuk menjadi seorang muslim.
Temannya berkata itu bukan urusan antara sesama manusia, bukan hubungan antara Estes dan istrinya, ayahnya, hingga teman-temannya. Namun ini adalah hubungan antara Estes dan Tuhan. Ia hanya mengatakan pasrahkan semuanya kepada Allah dan lakkan semua yang Allah kehendaki dan berdoa untuk itu.
Kemudian teman muslimnya itu pergi meninggalkan Estes untuk shalat. Saat itulah ia meletakkan keningnya di tanah dan berdoa,
“Tuhan bila Engakau ada di sana, beri saya petunjuk”.
Ketika ia mengangkat kepala, ia tahu bahwa ada Tuhan di sana. Tuhan Esa, dan tiada Tuhan selain-Nya, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dari situlah ia sadari bahwa Nabi Muhammad adalah Nabi penutup yang terakhir. Dan percaya bahwa ia harus mengikutinya, dan tidak ada pilihan lain. sejak saat itu ia memutuskan untuk menjadi seorang muslim.
sumber:
View: 4.0K
0 Comments